ArsipKecam Aksi Brutal TNI/Polri di Paniai, Mahasiswa Papua Demo di Bundaran UGM...

Kecam Aksi Brutal TNI/Polri di Paniai, Mahasiswa Papua Demo di Bundaran UGM Jogja

Rabu 2014-12-10 12:17:30

YOGYAKARTA, SUARAPAPUA.com – Front Mahasiswa Papua Jogjakarta (FMPJ), Selasa (9/12/2014), menggelar aksi demo damai di depan Bundara Universitas Gadja Mada (UGM), Jogja, meminta Presiden Jokowi untuk menuntaskan aksi brutalisme aparat keamanan yang menewaskan lima warga sipil di Paniai.

Dikabarkan, barisan polisi yang berada di sebelah utara bundaran UGM sempat memprovokasi massa aksi dengan cara berteriak-teriak, dan memukul-mukul massa aksi dengan tameng sehingga menimbulkan kericuhan. (Baca: Tuntaskan Pelanggaran HAM di Paniai, IPMAPA Se-Jawa dan Bali Gelar Aksi).

 

"Mereka pake tongkat kayu menyerang kami, mereka juga mengejek dengan menirukan teriakan khas masyarakat Papua, namun kami tetap tenang dan berorasi hingga," kata salah satu mahasiswa Papua, kepada media ini.

 

Ketika massa membakar ban di sebelah barat bundaran UGM, polisi mendesak massa agar jalan yang diblokir kembali terbuka, sambil memadamkan ban. Polisi menggunakan cara represif, sehingga beberapa dari massa aksi ikut terprovokasi dan demonstrasi berubah menjadi ricuh.

 

"Polisi menyerbu massa aksi dan memukulinya dengan tangan kosong maupun memakai tongkat panjang. Setelah kericuhan mereda, massa kembali berorasi tentang jaminan hak kebebasan berpendapat dan meminta dipertemukan Jokowi yang Jokowi yang dijadwalkan ke UGM." (Baca: Ini Pernyataan Sikap IPMAPA Se-Jawa dan Bali Terkait Penembakan 6 Warga Sipil).

 

“45 tahun lebih kami mencoba untuk menjadi bagian dari Negara Kesatuan Republik Indonesia namun yang kami dapat malah pelanggaran HAM! Kami cuma ingin bertemu dengan Pak Presiden Jokowi dan menuntut apa yang dijanjikan di masa kampanye!” teriak salah satu massa aksi.

 

Aksi FMPJ ini dilaksanakan dalam rangka menyikapi penembakan 5 warga sipil dan 17 korban kekerasan di Kabupaten Paniai, Papua, olleh gabungan polisi, brimob, dan Tim Khusus 753 Angkatan Darat. (Baca: Kado Natal Jokowi-JK untuk Papua, 5 Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri).

 

Sementra itu, salah satu masa aksi John Gobai juga menegaskan dalam orasinya bahwa orang Papua adalah masyarakat yang menghargai budaya dan adatnya, militer hanya mengacaukan siruasi Papua dari dulu hingga sekarang.

 

“Kami adalah orang Papua yang punya budaya dan adat istiadat, bukan kalian aparat militer yang terus membunuh orang Papua,” ungkap John Gobai dalam orasinya. (Baca: Kelima Jenazah Tidak akan Dimakamkan Sebelum Kapolda dan Pangdam Tiba di Paniai).

 

Gobai juga menambahkan pemerintahan yang menghargai bangsanya adalah pemerintahan yang mau menyelesaikan masalah Papua hingga akar-akar peyelesaian masalahnya.

 

"Negara ini adalah negara demokrasi, maka hargai aspirasi rakyat, tuntaskan pelanggaran HAM. Pelakunya harus diadili dan diproses secara hukum, bila perlu dipecat sekalian,” lanjut gobai dalam orasinya. (Baca: Lagi, Satu Warga Paniai Tewas Ditembak TNI/Polri; Korban Jadi Lima Orang).

 

MIKAEL KUDIAI

Terkini

Populer Minggu Ini:

Non OAP Kuasai Kursi DPRD Hingga Jual Pinang di Kota Sorong

0
SORONG, SUARAPAPUA.com --- Ronald Kinho, aktivis muda Sorong, menyebut masyarakat nusantara atau non Papua seperti parasit untuk monopoli sumber rezeki warga pribumi atau orang...

Fortnightly updates in English about Papua and West Papua from the editors and friends of the banned 'Suara Papua' newspaper.